FILE – Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meresmikan gedung induk akademi militer di Magelang pada 29 Januari 2024. (Handout Foto)

Jakarta. Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan calon penggantinya, Prabowo Subianto, telah memberikan contoh bagaimana mantan musuh dapat mengesampingkan permusuhan di masa lalu dan membentuk aliansi yang tidak terduga demi transisi kekuasaan yang mulus, kata seorang politisi senior pada hari Jumat.

Hubungan antara Jokowi dan Prabowo telah menjadi petunjuk bagi para pemimpin masa depan di negara di mana peralihan kekuasaan sering kali penuh gejolak, menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dalam pertemuan internal di Jakarta.

“Sejarah mengingatkan kita akan kepergian pemimpin seperti Bung Karno, Soeharto, dan Gus Dur yang tidak mengenakkan,” kata Zulkifli kepada pimpinan PAN daerah.

Bung Karno, julukan Presiden Pendiri Sukarno, berada dalam kondisi kesehatan yang buruk dan menjadi tahanan rumah ketika Soeharto secara resmi menjabat sebagai presiden pada tahun 1967. Soeharto mengundurkan diri di tengah protes nasional terhadap rezim otokratisnya pada tahun 1998 setelah masa jabatannya selama 32 tahun. Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, dimakzulkan oleh parlemen pada pertengahan masa jabatan presidennya pada tahun 2001.

“Sekarang lihatlah hubungan antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Meski Pak Prabowo kalah pada pemilu 2019, dia diangkat ke posisi kabinet, dan mereka kemudian menjadi sekutu. Peralihan kekuasaan akan berjalan lancar dan menghasilkan manfaat yang lebih besar. untuk Indonesia,” kata Zulkifli.

Pertemuan tersebut merupakan bagian dari persiapan PAN menjelang pemilihan gubernur, wali kota, dan bupati serentak secara nasional mendatang.

“Saya imbau PAN memilih calon gubernur, bupati, dan wali kota dengan acuan Pak Jokowi dan Pak Prabowo,” ujarnya.

Zulkifli tidak hanya menggarisbawahi pentingnya sejarah hubungan Jokowi-Prabowo tetapi juga mengatur agar keduanya bertemu langsung dengan para peserta.

Sehari sebelumnya, ia mengundang Prabowo untuk berpidato di pertemuan tersebut, dan pada akhir pertemuan pada hari Jumat, ia mengantar mereka ke Istana Negara untuk bertemu dengan presiden.

“Orang-orang ini – mulai dari Papua hingga Aceh – mengagumi presiden, namun belum pernah berkesempatan bertemu langsung dengannya,” kata Zulkifli kepada wartawan di Istana.

Ia memuji presiden atas kesabarannya dalam menampung banyak tamu, berbagi makanan bersama, dan berfoto selfie dengan setiap peserta.

“Itu adalah presiden kita; dia melambangkan kerendahan hati,” kata Zulkifli.